Artikel ini bertujuan untuk memahami semua hal tentang materi kendo, mulai dari pengertian, sejarah, teknik, dan perlengkapannya.
Kendo adalah seni beladiri berpedang dari Jepang. Atlet kendo disebut kendoka. Adapun teknik kendo bermacam-macam yang meliputi teknik menyerang, teknik melangkah, teknik dasar, dan teknik latihan kendo.
Sejarah olahraga kendo ini muncul sejak lebih dari ribuan tahun yang lalu. Berikut penjelasan lengkapnya.
Pengertian kendo menurut Donohue (1999:1) mengemukakan bahwa: Apa itu kendo? Kendo adalah anggar modern Jepang yang beradat. Ada banyak seni berpedang Jepang yang ada sekarang. Semuanya mencakup sistem bela diri klasik yang bertujuan untuk melatih individu dalam keahlian militer Jepang (disebut bujutsu) menjadi lebih modern, sistem khusus seperti iaido, yang difokuskan pada teknik dan keindahan dalam menarik sebuah pedang.
Definisi kendo menurut Honda (2012:1) menjelaskan bahwa: Kendo adalah bela diri tradisional yang mana pemain dapat belajar bersama dan dari siapa saja tanpa memperhatikan umur atau level, dan itu adalah sesuatu yang bisa dilanjutkan dan dilatih sepanjang hidup.
Berdasarkan pendapat di atas, kami dapat menyimpulkan bahwa:
Kendo berasal dari kata ken "pendang" dan do "jalan", adalah praktek yang sangat bersifat ritual dan bentuk dari seni berpedang Jepang yang muncul lebih dari ribuan tahun yang lalu (Tokeshi, 2003:3).
Meskipun asal-usulnya masih belum jelas, kendo sepertinya berkembang sedikit demi sedikit dari pengalaman pertempuran. Cerita mitos dari para Dewa dan Dewi menunjukkan bahwa orang-orang Jepang purbakala melihat penggunaan pedang dalam hal kebangkitan dan perdamaian.
Pedang yang dimaksud dalam kojiki (catatan sejarah tertua Jepang) adalah chokken (pedang lurus) yang dibuat di Korea atau Cina. Kurang bagusnya bahan dan kekurangan sebuah shinogi (poros sepanjang belakang pisau) membut chokken tidak berguna untuk memotong, jadi di pertempuran hanya digunakan untuk menusuk.
Gaya bertarung dari kendo pada awalnya sangatlah sederhana dan mungkin sebatas memegang tachi (pedang panjang), menusuk lawan lewat lubang yang ada pada baju pelindung, atau mengayunkan pedang sambil menunggang kuda.
Dipertengahan abad ke-16, dengan didirikannya banyak sekolah yang berbeda, kendo menjadi lebih terorganisir.
Pada abad ke-18 pertengahan akhir juga terlihat perkembangan kendo modern, dengan digunakannya baju pelindung kendo, seperti yang digunakan saat ini, dan penggunaan shinai (pedang bambu), yang mana sekarang adalah perlengkapan standar.
Di awal abad ke-20, ketertarikan pada kendo semakin besar dengan disertakannya kurikulum pendidikan jasmani di sekolah menengah atas. Kemenangan dalam perang Russo-Jepang (1904-1905) membuat kekuatan militer Jepang diakui dunia . Pada tahun 1906, Butoku Kai mendirikan tiga bentuk kata untuk mempromosikan kendo di sekolah dasar.
Pada tahun 1955 kendo diakui sebagai salah satu perlombaan di festival olahraga nasional Jepang. Sedikit demi sedikit kendo mendapatkan pengakuan dari pihak Internasional. Pada tahun 1970 International Kendo Federation (IKF) didirikan dan mengadakan turnamen dunia untuk pertama kalinya di Jepang.
Adapun perlengkapan apa saja yang ada pada kendo adalah:
Bogu adalah baju pelindung yang dikembangkan secara khusus yang digunakan pada seni beladiri Jepang. Bogu merupakan baju pelindung yang dipakai oleh kendoka saat latihan dan pada saat mengikuti turnamen.
Bogu dikenakan diatas kendogi (seragam) yang terdri dari keikogi atau dogi (baju) dan hakama (celana tradisional Jepang), dan sebuah balutan kapas tradisional Jepang yang disebut tenugui dipakai sebagai lapisan didalam men (pelindung kepala) untuk memberikan ketahanan dan kenyamanan bagi si pemakai.
Kendogi terdiri dari bagian dogi yaitu baju dan hakama yaitu celana tradisional Jepang. Keduanya terbuat dari bahan katun dan biasa berwarna hitam, putih dan indigo. Dogi ada yang terbuat dari 2 lapis atau 1 lapis dan terbuat dari bahan katun berlapis tebal yang bertujuan untuk melindungi dari luka goresan.
Shinai adalah pedang yang terbuat dari bambu yang digunakan pada saat latihan dan kompetisi. Shinai dibuat dengan tujuan supaya mengurangi cedera serius pada kendoka selama latihan.
Bokken atau bokuto adalah sebuah pedang kayu yang menyerupai pedang asli (katana).
Ada 4 teknik serangan dalam kendo, yaitu:
Berikut adalah beberapa teknik latihan kendo:
Ashi-sabaki (teknik melangkah kendo)
Kihon (teknik dasar kendo)
Waza (teknik lanjutan kendo)
Keiko (teknik latihan kendo)
Demikianlah artikel tentang kendo yang meliputi pengertian, sejarah, teknik, dan perlengkapannya. Semoga apa yang kami berikan dapat bermanfaat bagi Anda. Sekian dan terima kasih.
Kendo adalah seni beladiri berpedang dari Jepang. Atlet kendo disebut kendoka. Adapun teknik kendo bermacam-macam yang meliputi teknik menyerang, teknik melangkah, teknik dasar, dan teknik latihan kendo.
Sejarah olahraga kendo ini muncul sejak lebih dari ribuan tahun yang lalu. Berikut penjelasan lengkapnya.
Pengertian Kendo Menurut Para Ahli
Donohue
Pengertian kendo menurut Donohue (1999:1) mengemukakan bahwa: Apa itu kendo? Kendo adalah anggar modern Jepang yang beradat. Ada banyak seni berpedang Jepang yang ada sekarang. Semuanya mencakup sistem bela diri klasik yang bertujuan untuk melatih individu dalam keahlian militer Jepang (disebut bujutsu) menjadi lebih modern, sistem khusus seperti iaido, yang difokuskan pada teknik dan keindahan dalam menarik sebuah pedang.
Honda
Definisi kendo menurut Honda (2012:1) menjelaskan bahwa: Kendo adalah bela diri tradisional yang mana pemain dapat belajar bersama dan dari siapa saja tanpa memperhatikan umur atau level, dan itu adalah sesuatu yang bisa dilanjutkan dan dilatih sepanjang hidup.
Berdasarkan pendapat di atas, kami dapat menyimpulkan bahwa:
Kendo adalah seni bela diri menggunakan pedang yang berasal dari Jepang yang telah menjadi semacam tradisi karena bersifat turun-temurun dari generasi ke generasi. Kendo juga dapat diartikan suatu jalan atau proses disiplin diri yang membentuk suatu pribadi samurai yang pemberani dan loyal.
Sejarah Kendo dan Perkembangannya
Kendo berasal dari kata ken "pendang" dan do "jalan", adalah praktek yang sangat bersifat ritual dan bentuk dari seni berpedang Jepang yang muncul lebih dari ribuan tahun yang lalu (Tokeshi, 2003:3).
Meskipun asal-usulnya masih belum jelas, kendo sepertinya berkembang sedikit demi sedikit dari pengalaman pertempuran. Cerita mitos dari para Dewa dan Dewi menunjukkan bahwa orang-orang Jepang purbakala melihat penggunaan pedang dalam hal kebangkitan dan perdamaian.
Pedang yang dimaksud dalam kojiki (catatan sejarah tertua Jepang) adalah chokken (pedang lurus) yang dibuat di Korea atau Cina. Kurang bagusnya bahan dan kekurangan sebuah shinogi (poros sepanjang belakang pisau) membut chokken tidak berguna untuk memotong, jadi di pertempuran hanya digunakan untuk menusuk.
Gaya bertarung dari kendo pada awalnya sangatlah sederhana dan mungkin sebatas memegang tachi (pedang panjang), menusuk lawan lewat lubang yang ada pada baju pelindung, atau mengayunkan pedang sambil menunggang kuda.
Dipertengahan abad ke-16, dengan didirikannya banyak sekolah yang berbeda, kendo menjadi lebih terorganisir.
Pada abad ke-18 pertengahan akhir juga terlihat perkembangan kendo modern, dengan digunakannya baju pelindung kendo, seperti yang digunakan saat ini, dan penggunaan shinai (pedang bambu), yang mana sekarang adalah perlengkapan standar.
Di awal abad ke-20, ketertarikan pada kendo semakin besar dengan disertakannya kurikulum pendidikan jasmani di sekolah menengah atas. Kemenangan dalam perang Russo-Jepang (1904-1905) membuat kekuatan militer Jepang diakui dunia . Pada tahun 1906, Butoku Kai mendirikan tiga bentuk kata untuk mempromosikan kendo di sekolah dasar.
Pada tahun 1955 kendo diakui sebagai salah satu perlombaan di festival olahraga nasional Jepang. Sedikit demi sedikit kendo mendapatkan pengakuan dari pihak Internasional. Pada tahun 1970 International Kendo Federation (IKF) didirikan dan mengadakan turnamen dunia untuk pertama kalinya di Jepang.
Perlengkapan dalam Olahraga Kendo
Adapun perlengkapan apa saja yang ada pada kendo adalah:
1. Bogu
Bogu adalah baju pelindung yang dikembangkan secara khusus yang digunakan pada seni beladiri Jepang. Bogu merupakan baju pelindung yang dipakai oleh kendoka saat latihan dan pada saat mengikuti turnamen.
Bogu dikenakan diatas kendogi (seragam) yang terdri dari keikogi atau dogi (baju) dan hakama (celana tradisional Jepang), dan sebuah balutan kapas tradisional Jepang yang disebut tenugui dipakai sebagai lapisan didalam men (pelindung kepala) untuk memberikan ketahanan dan kenyamanan bagi si pemakai.
2. Kendogi
Kendogi terdiri dari bagian dogi yaitu baju dan hakama yaitu celana tradisional Jepang. Keduanya terbuat dari bahan katun dan biasa berwarna hitam, putih dan indigo. Dogi ada yang terbuat dari 2 lapis atau 1 lapis dan terbuat dari bahan katun berlapis tebal yang bertujuan untuk melindungi dari luka goresan.
3. Shinai (pedang kendo)
Shinai adalah pedang yang terbuat dari bambu yang digunakan pada saat latihan dan kompetisi. Shinai dibuat dengan tujuan supaya mengurangi cedera serius pada kendoka selama latihan.
4. Boken
Bokken atau bokuto adalah sebuah pedang kayu yang menyerupai pedang asli (katana).
Teknik Kendo
Ada 4 teknik serangan dalam kendo, yaitu:
- Men. Serangan men menargetkan kepala lawan. Fokusnya yaitu dari ujung dahi sampai dagu.
- Kote. Serangan koten menargetkan tangan lawan. Jika lawan memakai chudan-no-kamae, maka fokus yaitu tangan kanan, tetapi jika lawan memakai jodan-no-kamae, fokusnya yaitu tangan kiri. Jika lawan memakai dua pedang (nito-ryu), maka kedua lengan dapat dijadikan fokus.
- Do. Serangan do menargetkan badan lawan. Fokusnya yaitu sisi kiri atau kanan perut.
- Tsuki. Serangan yang menargetkan leher lawan. Serangan ini adalah serangan menusuk. Teknik tsuki ini diperlukan kemahiran dalam satu ilmu tinggi dan penataan fokus tusukan yang akurat, oleh karena itu jurus ini hanya diperbolehkan dipakai oleh anggota senior, dan tidak disarankan dipakai pada pertandingan, kecuali telah disetujui oleh sensei.
Berikut adalah beberapa teknik latihan kendo:
Ashi-sabaki (teknik melangkah kendo)
- Melangkah ke depan dengan menyeretkan kaki secara bergantian (Ayumi-ashi)
- Melangkah ke kiri atau kanan dengan menyeretkan kaki sebesar 45 derajat (Haraki-ashi)
- Melangkah ke depan dengan menyeretkan kaki; kaki kanan selalu terletak di depan kaki kiri. Langkah ini yaitu langkah yang sangat banyak digunakan dalam latihan kendo (Okuri-ashi).
Kihon (teknik dasar kendo)
- Bergerak maju mendekati lawan, mengambil posisi menjadi menjalankan tebasan kecil (Seme)
- Latihan tebasan berulang-ulang, seperti joge buri, sho-men, kote, dan do (Suburi)
- Tebasan besar, dimulai dari punggung sampai ke arah lantai (joge buri)
- Pukulan men yang diarahkan ke kanan dan kiri, fokusnya yaitu pelipis kepala (Sa-yu men)
- Tebasan kepala (Shomen)
- Tebasan kepala dua kali berturut-turut (Nikkado men)
- Tebasan cepat yang diterapkan sambil melompat (Haya suburi)
- Tebasan kepala berulang-ulang ke kanan dan kiri ke arah pelipis lawan, yang dimulai dari gerakan men biasa satu kali, lalau sa-yu-men ke depan sebanyak empat kali, diterukan sa-yu-men ke balik sebanyak lima kali, diakhiri dengan men biasa satu kali (Kiri kaeshi).
Waza (teknik lanjutan kendo)
- Teknik mendekati dan mendorong tubuh lawan (Taiatari)
- Teknik menghambat gerakan shinai lawan dengan memakai tsuba pada shinai (Tsuba zeriai)
- Teknik menyerang pada kala lawan akan memulai serangan (De-bana)
- Teknik menggeser shinai lawan ke kiri atau kanan menjadi menyingkap pertahanan lawan, lalu diteruskan dengan tebasan (Harai)
- Teknik melangkah ke balik (setelah berbenturan badan atau taiatari) (Hiki)
- Menangkis lalu membalikkan serangan (Kaeshi)
- Teknik menghindari serangan dengan melakukan ke balik atau ke sisi lawan, lalu menjalankan serangan balik ke lawan (Nuki)
- Teknik menangkis serangan dengan gerakan seperti membentuk huruf "J", lalu diteruskan dengan serangan balik ke lawan (Suriage).
Keiko (teknik latihan kendo)
- Latihan serangan kombinasi, dimulai dengan men, dteruskan dengan hiki-men, taiatari-hiki-do, lalu men (Uchikomi-geiko)
- Latihan serangan lepas sama sekali, diterapkan oleh shidachi, motodachi hanya menangkis atau menghindari serangan saja (Kakari-geiko)
- Latihan tanding secara bebas (Jigeiko)
- Latihan kompetisi/pertandingan (Shiai-geiko)
Baca juga: Beladiri Karate
Demikianlah artikel tentang kendo yang meliputi pengertian, sejarah, teknik, dan perlengkapannya. Semoga apa yang kami berikan dapat bermanfaat bagi Anda. Sekian dan terima kasih.
This post have 0 comments
EmoticonEmoticon