Materi Penjasorkes Bagian Atletik - Artikel kali ini membahas tentang teknik dasar tolak peluru, peraturan tolak peluru dan manfaatnya.
Di artikel sebelumnya, kami sudah membahas olahraga tolak peluru. Tapi itu hanya pengertian, sejarah, serta gayanya saja. Apakah anda tahu tekniknya? Peraturannya? Ataupun manfaatnya? Jika tidak tahu, kami akan mencoba menjelaskan secara detail agar anda bisa memahaminya dengan cepat.
Sedikit mengulas kembali artikel sebelumnya, tolak peluru adalah olahraga yang dilakukan dengan menolak sebuah bola dari besi sejauh – jauhnya. Olahraga ini diketahui berasal dari Inggris yang pada awalnya hanya untuk saling adu kekuatan saja bagi para kaum pria. Tapi lama – kelamaan mulai diperlombakan dan dijadikan sebagai olahraga karena memiliki banyak manfaat.
Adapun 2 gaya yang biasa digunakan para atlet untuk tolak peluru, yaitu Gaya O’Brien dan Gaya Ortodok. Bagi anda para pemula yang ingin belajar tolak peluru, kami sarankan untuk terlebih dahulu menguasai gaya o’brien. Kenapa? Karena gaya itu mudah dilakukan dari pada gaya ortodok. Berikut penjelasan lebih lengkapnya.
Menurut Jess Jarver (2009:75) teknik dasar tolak peluru yang harus dikuasai setiap pemain meliputi: 1) cara memegang peluru, 2) sikap badan pada saat akan menolakkan peluru, 3) cara menolakkan peluru, 4) sikap badan setelah menolakkan peluru, 5) cara mengambil awalan. Untuk lebih jelasnya berikut teknik tolak peluru yang akan diuraikan secara singkat.
Dalam memegang alat dari tolak peluru, harus disertai dengan teknik benar agar tidak cedera dan tolakan yang dihasilkan lebih maksimal. Berikut adalah teknik memegang peluru menurut situasi dan kondisi.
Adapun cara yang dilakukan dalam meletakkan peluru adalah ambil alat tolak peluru, lekatkan pada leher dan bahu bagian kanan (jika anda kidal, bisa lekatkan pada bagian kiri) seperti pada gambar.
Berdiri tegak menyamping ke arah tolakan, kedua kaki dibuka / mengangkang, kaki kiri lurus ke depan, kaki kanan dengan lutut dibengkokkan ke depan sedikit agak seorang ke atas lemas. Tangan kiri digunakan untuk membantu serta menjaga keseimbangan, pandangan diarahkan ke arah tolakan. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut:
Dalam melakukan tolakan pada peluru, ada teknik yang harus anda perhatikan. Sebenarnya bukan teknik sih, orang menyebutnya dengan gaya. Ada 2 gaya dalam tolak peluru, yaitu Gaya O’Brien dan Gaya Ortodok.
Sikap akhir menolak peluru merupakan salah satu faktor yang menentukan apakah tolakan yang dilakukan sah atau tidak. Menurut Edy Purnomo dan Dapan (2011:131) cara melakukan gerakan dan sikap akhir setelah menolak sebagai berikut:
Menurut Edy Purnomo dan Dapan (2011:131) menjelaskan cara mengambil awalan dalam tolak peluru adalah sebagai berikut:
Hal-hal yang akan menyebabkan diskualifikasi saat melakukan tolak peluru yaitu, sebagai berikut:
Adapun peraturan dalam tolak peluru yaitu sebagai berikut.
Ukuran lapangan pada tolak peluru berbentuk lingkaran yang berdiameer 2,135 meter. Lingkaran pada tolak peluru terbuat dari baja, besi atau bahan lain yang cocok untuk dilengkungkan, bagian atasnya harus rata dengan permukaan tanah luarnya.
Bagian dalam lingkaran tolak terbuat dari semen, aspal atau bahan lain yang padat tetapi tidak licin. Permukaan dalam lingkaran tolak wajib datar antara 20 mm - 6 mm lebih rendah dari bibir atas linkgaran besi.
Garis lebar 5 centimeter harus dibuat di atas lingkaran besi menjulur sepanjang 0.75 meter pada kanan kiri lingkaran garis ini dibuat dari cat atau kayu. Diameter bagian dalam lingkaran tolak adalah 2,135 meter. Tebal besi lingkaran tolak minimal 6 mm dan harus dicat putih.
Balok penahan dibuat dari kayu ataupun bahan lain yang sesuai dalam sebuah lengkungan atau busur sehingga tepi dalam berhimpit dengan tepi dalam lingkaran tolak, sehingga akan lebih kokoh. Lebar balok 11,2 cm - 30 cm, panjangnya 1,21 m - 1,23 m di dalam, tebal 9,8 cm - 10,2 cm. Untuk lebih jelasnya bisa anda lihat pada gambar.
Adapun alat – alat yang digunakan dalam kompetisi tolak peluru adalah alat pengukur, bendera, peluit, serta bola besi dengan berbagai macam ukuran sesuai tingkatnya.
Dalam kompetisi resmi tolak peluru, terdapat 3 juri yang mengatur jalannya pertandingan dengan tugas yang berbeda - beda, yaitu:
Tulang anda yang selama ini kuat, tidak akan selalu seperti itu, pasti akan melemah seiring berjalannya waktu. Untuk mengatasi itu, dengan melakukan latihan tolak peluru, akan lebih memperkuat tulang – tulang anda agar tidak mudah cedera saat melakukan kegiatan.
Dengan melakukan latihan tolak peluru, akan memperbesar otot – otot pada tubuh, terutama otot lengan. Otot yang besar dan kuat akan lebih mempermudah suatu pekerjaan dan terhindar dari cedera.
Olahraga tolak peluru secara rutin setiap hari dapat menambah kinerja jantung sehingga anda tidak akan cepat merasa lelah.
Demikianlah artikel hari ini tentang teknik dasar tolak peluru beserta peraturan dan manfaatnya. Semoga bermanfaat bagi anda. Sekian dan terima kasih.
Di artikel sebelumnya, kami sudah membahas olahraga tolak peluru. Tapi itu hanya pengertian, sejarah, serta gayanya saja. Apakah anda tahu tekniknya? Peraturannya? Ataupun manfaatnya? Jika tidak tahu, kami akan mencoba menjelaskan secara detail agar anda bisa memahaminya dengan cepat.
Sedikit mengulas kembali artikel sebelumnya, tolak peluru adalah olahraga yang dilakukan dengan menolak sebuah bola dari besi sejauh – jauhnya. Olahraga ini diketahui berasal dari Inggris yang pada awalnya hanya untuk saling adu kekuatan saja bagi para kaum pria. Tapi lama – kelamaan mulai diperlombakan dan dijadikan sebagai olahraga karena memiliki banyak manfaat.
Adapun 2 gaya yang biasa digunakan para atlet untuk tolak peluru, yaitu Gaya O’Brien dan Gaya Ortodok. Bagi anda para pemula yang ingin belajar tolak peluru, kami sarankan untuk terlebih dahulu menguasai gaya o’brien. Kenapa? Karena gaya itu mudah dilakukan dari pada gaya ortodok. Berikut penjelasan lebih lengkapnya.
Teknik Dasar Tolak Peluru
Menurut Jess Jarver (2009:75) teknik dasar tolak peluru yang harus dikuasai setiap pemain meliputi: 1) cara memegang peluru, 2) sikap badan pada saat akan menolakkan peluru, 3) cara menolakkan peluru, 4) sikap badan setelah menolakkan peluru, 5) cara mengambil awalan. Untuk lebih jelasnya berikut teknik tolak peluru yang akan diuraikan secara singkat.
1. Teknik Memegang Peluru
Dalam memegang alat dari tolak peluru, harus disertai dengan teknik benar agar tidak cedera dan tolakan yang dihasilkan lebih maksimal. Berikut adalah teknik memegang peluru menurut situasi dan kondisi.
- Biasanya para atlet professional menggunakan teknik ini, posisi jari rapat dengan jari jempol berada di samping serta jari kelingking berada di samping belakang peluru.
- Berbeda dengan teknik diatas, teknik ini dilakukan untuk orang yang memiliki jari yang kuat dan panjang, posisi jari sedikit direnggangkan dengan jari kelingking ditekuk berada di samping peluru, dan jari jempol juga berada di samping.
- Kami rekomendasikan menggunakan teknik ini bagi anda yang memiliki tangan pendek dan jari - jari kecil, posisi jari – jari lebih direnggangkan dengan jari kelingking berada di belakang peluru dan jempol berada di samping peluru.
2. Teknik Menaruh Peluru
Adapun cara yang dilakukan dalam meletakkan peluru adalah ambil alat tolak peluru, lekatkan pada leher dan bahu bagian kanan (jika anda kidal, bisa lekatkan pada bagian kiri) seperti pada gambar.
3. Sikap Badan Pada saat akan Menolak
Berdiri tegak menyamping ke arah tolakan, kedua kaki dibuka / mengangkang, kaki kiri lurus ke depan, kaki kanan dengan lutut dibengkokkan ke depan sedikit agak seorang ke atas lemas. Tangan kiri digunakan untuk membantu serta menjaga keseimbangan, pandangan diarahkan ke arah tolakan. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut:
4. Teknik Menolak Peluru
Dalam melakukan tolakan pada peluru, ada teknik yang harus anda perhatikan. Sebenarnya bukan teknik sih, orang menyebutnya dengan gaya. Ada 2 gaya dalam tolak peluru, yaitu Gaya O’Brien dan Gaya Ortodok.
5. Sikap Badan Setelah Menolakkan Peluru
Sikap akhir menolak peluru merupakan salah satu faktor yang menentukan apakah tolakan yang dilakukan sah atau tidak. Menurut Edy Purnomo dan Dapan (2011:131) cara melakukan gerakan dan sikap akhir setelah menolak sebagai berikut:
- Setelah peluru didorong atau ditolakkan itu lepas dari tangan, dengan cepat kaki yang digunakan untuk mendarat dengan lutut agak dibengkokkan.
- Kaki kiri diangkat ke belakang lururs dan rileks untuk membantu keseimbangan.
- Badan condong ke depan, dagu diangkat, badan agak miring ke samping kiri pandangan ke arah jatuhnya peluru.
- Tangan kanan dan siku agak dibengkokkan di depan sedikit agak ke bawah badan, tangan atau lengan kiri rileks lurus ke belakang untuk membantu menjaga keseimbangan. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut:
6. Cara Mengambil Awalan
Menurut Edy Purnomo dan Dapan (2011:131) menjelaskan cara mengambil awalan dalam tolak peluru adalah sebagai berikut:
- Pada waktu akan melakukan tolakan, kak yang di depan (kaki kiri) digerakkan ke depan ke belakang, atau diputar guna mendapatkan keseimbangan yang sempurna. Bersamaan dengan menolakkan kaki kanan kanan ke depan ke arah tolakan, kaki kiri digerakkan ke depan agak ke samping kiri lurus hingga menyentuh balok panahan.
- Usahakan badan agak rendah dengan lutut kaki kanan agak dibengkokkan. Pada saat kaki kiri menyentuh balok panahan, secepat mungkin badan diputar ke arah tolakan, bersama dengan pinggul, pinggang, dan perut didorong ke depan hingga badan menghadap ke arah tolakan. Secepat mungkin peluru ditolakkan sekuat-kuatnya ke depan atas dengan bantuan menggerakkan seluruh tenaga badan.
Kesalahan Gerakan Tolak Peluru
Hal-hal yang akan menyebabkan diskualifikasi saat melakukan tolak peluru yaitu, sebagai berikut:
- saat awalan kaki ke luar lingkaran;
- setelah melakukan tolakan tangan menyentuh batas akhir tolakan;
- kaki menyentuh atau ke luar batas akhir tolakan;
- peluru jatuh di luar garis area tolakan.
Peraturan Tolak Peluru
Adapun peraturan dalam tolak peluru yaitu sebagai berikut.
1. Ukuran Lapangan Tolak Peluru
Ukuran lapangan pada tolak peluru berbentuk lingkaran yang berdiameer 2,135 meter. Lingkaran pada tolak peluru terbuat dari baja, besi atau bahan lain yang cocok untuk dilengkungkan, bagian atasnya harus rata dengan permukaan tanah luarnya.
Bagian dalam lingkaran tolak terbuat dari semen, aspal atau bahan lain yang padat tetapi tidak licin. Permukaan dalam lingkaran tolak wajib datar antara 20 mm - 6 mm lebih rendah dari bibir atas linkgaran besi.
Garis lebar 5 centimeter harus dibuat di atas lingkaran besi menjulur sepanjang 0.75 meter pada kanan kiri lingkaran garis ini dibuat dari cat atau kayu. Diameter bagian dalam lingkaran tolak adalah 2,135 meter. Tebal besi lingkaran tolak minimal 6 mm dan harus dicat putih.
Balok penahan dibuat dari kayu ataupun bahan lain yang sesuai dalam sebuah lengkungan atau busur sehingga tepi dalam berhimpit dengan tepi dalam lingkaran tolak, sehingga akan lebih kokoh. Lebar balok 11,2 cm - 30 cm, panjangnya 1,21 m - 1,23 m di dalam, tebal 9,8 cm - 10,2 cm. Untuk lebih jelasnya bisa anda lihat pada gambar.
2. Peralatan Tolak Peluru
Adapun alat – alat yang digunakan dalam kompetisi tolak peluru adalah alat pengukur, bendera, peluit, serta bola besi dengan berbagai macam ukuran sesuai tingkatnya.
- Peluru untuk putra berdiameter minimal 110 mm dan maksimal 130 mm. Untuk juniornya 5 kg dan untuk seniornya 7,257 kg.
- Peluru untuk putri berdiameter minimal 95 mm dan maksimal 110 mm. Untuk juniornya 3 kg dan seniornya 4 kg.
- Rol meter terbuat dari bahan baja, yang berguna untuk mengukur jarak tolakan.
- Bendera untuk memberi tanda pada bekas tolakan.
- Kapur atau tali rafia.
3. Jumlah Juri
Dalam kompetisi resmi tolak peluru, terdapat 3 juri yang mengatur jalannya pertandingan dengan tugas yang berbeda - beda, yaitu:
- Juri 1, memiliki tugas untuk memperhatikan bahwa kaki atau tangan peserta dalam melakukan tolakan sudah dilakukan dengan benar atau salah.
- Juri 2, memiliki tugas untuk melihat proses tolakan yang dilakukan peserta sudah benar atau salah, jika juri melihat peserta melakukan lemparan, berarti itu salah dan dianggap tidak sah.
- Juri 3, memiliki tugas untuk menandai sejauh mana tolakan peserta.
4. Ketentuan Tolak Peluru
- Peserta di sahkan memasuki area lingkaran tolakan dari sudut mana saja.
- Peserta hanya diberikan waktu 1 menit untuk melakukan tolak peluru.
- Peserta tidak diperbolehkan memakai sarung tangan.
- Diwajibkan bagi para peserta untuk menggunakan leher sebagai penahan peluru.
- Tidak boleh melakukan tolakan dengan dua tangan.
- Peserta diharuskan menolak peluru dengan mendarat di area yang ditentukan.
- Peserta boleh meninggalkan lapangan jika peluru yang diluncurkan sudah mendarat.
Manfaat Tolak Peluru
1. Memperkuat Tulang
Tulang anda yang selama ini kuat, tidak akan selalu seperti itu, pasti akan melemah seiring berjalannya waktu. Untuk mengatasi itu, dengan melakukan latihan tolak peluru, akan lebih memperkuat tulang – tulang anda agar tidak mudah cedera saat melakukan kegiatan.
2. Memperbesar Otot
Dengan melakukan latihan tolak peluru, akan memperbesar otot – otot pada tubuh, terutama otot lengan. Otot yang besar dan kuat akan lebih mempermudah suatu pekerjaan dan terhindar dari cedera.
3. Menambah Stamina
Olahraga tolak peluru secara rutin setiap hari dapat menambah kinerja jantung sehingga anda tidak akan cepat merasa lelah.
Baca juga: Pengertian Tolak Peluru: Sejarah & Gaya
Demikianlah artikel hari ini tentang teknik dasar tolak peluru beserta peraturan dan manfaatnya. Semoga bermanfaat bagi anda. Sekian dan terima kasih.
This post have 0 comments
EmoticonEmoticon